Pekanbaru, Media Mitrapolisitv
Com – Menjelang Dilaksanakan Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke 34 di kota Pekan Baru Riau, Gelombang penolakan datang dari sejumlah kalangan dan membanjiri halaman perkantoran Gubernur Riau pada Jum’at 23/5/2025.
Penolakan ini membuat suasana memanas saat ratusan pemuda dan mahasiswa dari berbagai universitas Riau menggelar aksi unjuk rasa penolakan pelaksanaan kongres HMI ke 34 di Kota Pekan Baru.
Massa aksi membawa spanduk dan poster yang menyuarakan penolakan terhadap kongres tersebut. Mereka menilai kegiatan itu tidak tepat diselenggarakan di tengah berbagai persoalan daerah yang lebih mendesak.
Spanduk yang berbunyi diantaranya
“KAMI MASYARAKAT PEKANBARU BERSAMA ALIANSI PEMUDA RIAU MENOLAK KONGRES HMI DI KOTA PEKANBARU!”
“Kami tidak ingin kota kami kembali gaduh dan dirugikan akibat kegiatan yang telah terbukti mengganggu ketertiban umum”. Ujar Abdillah sebagai koordinator aksi Jum’at 25/5/2025.
Menurutnya, kekhawatiran bahwa kongres tersebut berpotensi menimbulkan konflik internal, kerusuhan, dan ketegangan sosial seperti yang pernah terjadi pada Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru, Desember 2015, yang kala itu diwarnai dengan aksi anarkis, perusakan fasilitas umum, penjarahan terhadap pedagang kaki lima, dan dugaan penggunaan senjata tajam (sajam),
“KONGRES HMI TELAH MENINGGALKAN LUKA DI MASYARAKAT PEKANBARU”,
Kegiatan sebelumnya menimbulkan kerusuhan dan keresahan. Jangan ulangi kesalahan yang sama di tanah Bertuah ini. Teriaknya
“JANGAN PAKSAKAN KEGIATAN YANG MENOLAK KEHENDAK RAKYAT!”
Jika kongres ini tetap dipaksakan, jangan salahkan masyarakat yang bertindak demi menjaga ketertiban kota tercinta.
“PEKANBARU UNTUK DAMAI, BUKAN UNTUK RIBUT!”
Kami ingin ketenangan, bukan kegaduhan. Tolak kegiatan yang merusak suasana dan mengganggu kenyamanan warga.
Penolakan mahasiswa aksi ini juga menuntut pembatalan izin kongres, massa juga mempertanyakan urgensi pelaksanaan kongres tersebut di tengah berbagai persoalan daerah yang masih belum tertangani, seperti pendidikan, pengangguran, dan kerusakan lingkungan.
“Kami tidak akan tinggal diam jika kongres ini kembali membuat keresahan. Tahun 2015 kami menyaksikan bagaimana fasilitas umum dirusak, pos dagang dijarah, bahkan senjata tajam beredar di tangan mahasiswa. Kami ingin kongres ini dibatalkan demi ketertiban dan nama baik Riau,” tegasnya.
Menanggapi aksi tersebut, Perwakilan Biro Hukum Provinsi Riau akhirnya menemui massa dan memberikan pernyataan penting. Dalam dialog singkat yang berlangsung di halaman kantor gubernur, perwakilan biro hukum mengatakan bahwa mereka memahami kekhawatiran para pemuda dan mahasiswa.
“Kami dari biro hukum menerima dengan baik aspirasi adik-adik mahasiswa dan pemuda Riau. Kami berjanji akan meneruskan aspirasi ini kepada pimpinan, termasuk desakan pembatalan pelaksanaan Kongres HMI ke-34 di Pekanbaru,” ujar pejabat biro hukum kepada massa aksi.25/5/2025.
Setelah menyampaikan tuntutan dan mendengar komitmen dari biro hukum Riau, massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib, tanpa insiden yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Aksi ini menjadi penegasan bahwa mahasiswa dan pemuda Riau siap berdiri menjaga ketenangan daerahnya dari potensi konflik internal organisasi mana pun. (Badrizal-Kaperwakilan Riau)
Editor- John Firman