Gema Hari Perempuan Internasional Baru Mengalun Di Kab. Cianjur Pada Agustus 2025

CIANJUR, Jabar– Media mitrapolisi tv.com, Jumat 15/8/2025, Meski biasanya dirayakan di bulan Maret, gema Hari Perempuan Internasional baru mengalun di Cianjur pada Agustus 2025. Penundaan itu bukan tanda lupa, melainkan jeda karena padatnya irama agenda pemerintah daerah. Dan pada Jumat (15/8/2025), Gedung Grand Swadharma Hotel Sangga Buana di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, menjadi panggung perjumpaan gagasan, tekad, dan kepedulian.

Dengan mengusung tema “Perempuan Bukan Komoditas, Perempuan Merdeka Bebas dari Perdagangan Orang”, acara ini bagaikan obor yang menyala di tengah gelapnya ancaman TPPO—isu yang tak asing bagi Cianjur, daerah yang tercatat memiliki salah satu angka korban tertinggi di Jawa Barat.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cianjur, Tanti Maryanti, mengibaratkan posisi Cianjur sebagai gerbang strategis yang kadang disalahgunakan menjadi jalur gelap perdagangan manusia.

“Data UPTD PPA mencatat sedikitnya 28 kasus, sementara laporan dari provinsi menyebutkan 22 kasus. Sebagian telah tuntas ditangani, sebagian lainnya masih dalam proses,” tuturnya.

Tanti menekankan, penyelamatan korban tak berhenti di pemulangan. Pemulihan jiwa, penyembuhan luka sosial, dan penguatan ekonomi menjadi pagar agar mereka tak kembali terjerat. Sebab, kemiskinan sering kali menjadi pintu yang mudah diketuk oleh pelaku.

Dalam kesempatan itu, Bupati Cianjur mengukuhkan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO—sebuah “garda depan” dengan tiga sayap kerja: pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi. Gugus ini akan menjadi penggerak utama, bekerja sesuai SK Bupati yang menaunginya.

Acara juga dirangkai dengan seminar yang menghadirkan empat “penjaga suara kebenaran”:

Proveni (Universitas Juanda, Bogor)

Prof. Alvis (pakar hukum dan penegak hukum)

dr. Yeni (membahas kesetaraan gender dan kaitannya dengan TPPO)

Sandra (Yayasan Mentari USA, aktivis isu TPPO)

Tak hanya itu, penghargaan diberikan sebagai tanda hormat bagi mereka yang menyalakan lilin harapan di tengah gelap persoalan:

Siap Suara dan Aksi – untuk perempuan pelopor yang menginspirasi.

Duta Versi – untuk laki-laki yang teguh berdiri membela hak-hak perempuan.

Perempuan Pejuang Keluarga – untuk pedagang keliling lansia dan perempuan penarik becak.

Di ujung acara, Tanti mengingatkan masyarakat untuk tak silau oleh janji pekerjaan dari pihak tak bertanggung jawab. Modus pelaku kini kian licin, bahkan merambah ke perdagangan organ tubuh.

“Kami punya program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi untuk mencegah trafficking. Sasaran pelaku biasanya mereka yang sedang membutuhkan pekerjaan. Jangan mudah tergoda tawaran yang tidak jelas,” pesannya, tegas namun sarat kepedulian.

( Korlip Jabar- Hadi.S)

Editor- John Firman.

Berita Terkait