Dua Oknum KS dan Satu Oknum Guru Di Cianjur Di Duga Terlibat Kasus Pelecehan Seksual

Cianjur. Mitrapolisitv.com -Belum satu bulan lembaga pendidikan di Kabupaten Cianjur tercoreng nama baiknya, gegara perbuatan cabul dan tercela yang dilakukan oknum Kepala Sekolah dan oknum guru.

Beberapa waktu heboh seorang oknum Kepala Madrasah Iftidaiyah ( MI ) di Ciranjang Cianjur berinisial SS yang berstatus Aparatur Sipil Negara ( ASN ) Kementrian Agama Kabupaten Cianjur, diduga telah berselingkuh di salah satu hotel di kawasan Cipanas Cianjur dengan salah satu orang tua siswa dengan bukti struk sewa hotel.

Seminggu kemudian,di duga lagi  terjadi lagi kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru honorer bahasa Inggris di salah satu Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) di Ciranjang, berinisial LI kepada siswi kelas VII.

Kali ini muncul lagi kasus yang sama yang dilakukan oleh terduga oknum Kepala Sekolah ( KS ) SD berstatus ASN, berinisial Skmy kepada siswi anak didiknya sendiri dengan cara meremas-remas gunung kembar sang gadis muda belia.

Ketiga kasus a moral yang dilakukan oknum KS dan oknum guru ini, merupakan tamparan keras dan preseden buruk bagi kedua lembaga pendidikan tersebut.

Kasus a moral oknum Kepala MI dan oknum guru MTs, masih dalam proses aparatur penegak hukum ( APH ). Untuk oknum guru bahasa Inggris, pihak Kemenag Cianjur telah menon aktifkannya ( diberhentikan ). Sedangkan bagi oknum Kepala MI, pihak masih menunggu proses akhir dari Kemenag Pusat.

Sementara ketika oknum KS SD akan dikonfirmasi/dihubungi via sambungan telepon selular, nomor kontak KS bejat moral tersebut tidak aktif. Kemudian awak media menghubungi Koordinator Pendidikan ( Kordik ) via sambungan telepon selularnya terkait terduga oknum KS SD, kordik tidak merespon telepon dari wartawan. Kamis 07/11/2024.

Terkait kasus pelecehan seksual oknum KS SD terhadap anak didiknya, mendapat reaksi keras dari orang tua siswa. Bahkan para orang tua siswa SD berencana akan melakukan demo ke sekolah untuk meminta peranggung jawaban atas perbuatan tidak senonoh terduga oknum KS SD tersebut.

” Saya tidak terima apa yang dilakukan oknum KS tersebut. Kini anak saya tidak mau pergi sekolah, karena trauma. Saya berharap dia ( KS-red ) mau bertanggung jawab atas perbuatannya,” kata orang tua siswa yang enggan namanya dicantumkan.

Subur.

Berita Terkait

Ini Baru Kejutan Spektakuler Viral Heboh Siswi SLTA di Tes Kehamilan Cianjur. Viral….heboh….rekaman video yang memperlihatkan sejumlah siswi SLTA di Kabupaten Cianjur sedang antri di depan tiolet sekolah untuk menjalani tes kehamilan, pasca libut sekolah. Berdasarkan bukti rekaman video yang berdurasi sekitar 20 detik ini, para siswi ini dibimbing satu persatu oleh sorang guru perempuan memasuki tiolet Berdasarkan rekaman video yang beredar ini, tampak satu per satu siswi memasuki dua toilet yang ada sekolah tersebut. Sekeluarnya dari tiolet, siswi ini memperkihatkan urine dan menyerahkan kepada gurunya untuk diperiksa menggunakan alat tes kehamilan. Berdasarkan data dan informasi yang berhasil dihimpun, tes kehamilan ini dilakukan oleh SMA Sulthan Baruna yang berada di Jalan Simpang, Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu Kabupaten Cianjur. Saat dikonfirmasi Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah ( Kacadindikwil ) VI Jawa Barat ( Jabar ), Hj. Nonong Winarni mengaku, ia belum mengetahui secara pasti baik informasi mapunpun isi video yang viral tersebut yang isinya memperlihatkan para siswi sedang antri di depan tiolet untuk menjalani tes kehamilan pasca libur sekolah. ” Benar-benar saya belum tahu tentang tes kehamilan dan saya juga belum tahu secara pasti isi dari video tersebut. Nonong mengatakan, kegiatan tes kehamilan terhadap sejumlah siswi yang dilakukan pihak sekolah tersebut, tentunya memiliki dan tujuan yang baik. ” Sebetulnya, tes kehamilan yang dilakukan pihak sekolah manapun, tujuannya baik, di antaranya untuk mencegah pergaulan bebas, penguatan karakter, dan akhlak bagi para siswi,” ujarnya. Sebagai tindak lanjutnya, Nonong berjanji akan segera menindaklanjutinya terkait rekaman video viral tes kehamilan di lingkungan sekolah itu. ” Kegiatan tes kehamilan yang dilakukan sekolah, dilakukan atas dasar kebijakan sekolah bersangkutan. Kan belum tentu sekolah lain melakukan hal serupa,” tukasnya. Alangkan lebih elok lanjutnya, jika tes kehamilan ini dilakukan secara tertutup, dan apapun hasilnya adalah untuk kepentingan sekolah. Di sisi lain Nonong juga meminta kegiatan tes kehamilan bagi para siswi ini dilakukan secara tertutup, dan apapun hasilnya hanya untuk kepentingan pihak sekolah. Subur