Minggu, 22 Desember 2024

Meski Musim Gagal Panen Gapoktan Durian Sumber Rejeki Bisa Menghasilkan Rp. 1 Milyar/Musim

Cianjur. Mitrapolisitv.com Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan ) Durian Sumber Rejeki yang berada di wilayah Desa Leuwikoja, Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur, merupakan salah satu daerah penghasil durian kelas super di Kabupaten Cianjur.

Lebih kurang 400 orang petani durian yang berada di bawah naungan Gapoktan Sumber Rejeki mengelola lahan kebun durian dengan luas sekitar 100 HA. Kebun durian itu menghampar luas dari ujung Barat hingga ujung Timur dengan jumlah puluhan ribu pohon durian.

Demikian disampaikan Ketua Gapoktan Sumber Rejeki, Aceng Subana ( 60 ) di rumahnya di Kp. Singkup RT. 003/002 Ds. Leuwikoja, Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur, Senin 26/02/2024.

Menurut Aceng, musim durian tahun ini merupakan musim durian yang gagal panen. Pasalnya, musim durian kali ini berbarengan dengan musim penghujan. Sehingga banyak buah durian yang busuk atau rasanya hambar. Sehingga durian tersebut tidak bisa dijual.

Meski demikian, pada musim panen kali ini ia ( Aceng Subana -red ) mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 50 juta/musim. ” Kalau full musim panen penghasilan saya bisa mencapai Rp. 100 juta/musim,” akunya.

Kata Aceng, per musim panen durian lamanya hanya dua bulan. Jika dijumlahkan rata-rata penghasilan perpetani jika dipukul rata sebesar Rp. 20 juta/musim. Dari 400 orang petani jika dikalkulasikan bisa mencapai Rp. 1 Milyar/musim. ” Penghasilan Rp. 1 M tersebut disaat musim gagal panen seperti sekarang,” terangnya sambil menambahkan, jika full musim panennya bisa tembus angka Rp. 2 Milyar.

Ditempat terpisah salah seorang pengepul buah durian, Ace Hasanudin ( 47 ) mengatakan, pada musim durian tahun ini ia belum bisa hitung-hitungan soal keuntungan. Sebab stok buah durian yang tersimpan di gudang miliknya masih banyak dan belum terjual.

Menurut pengakuannya, Ace menjadi pengepul buah durian sejak tahun 2010 atau sudah 14 tahun. ” Kalau tahun lalu ( 2023 -red ), saya mendapat penghasilan bersih sekitar Rp. 25 juta/musim. Untuk tahun ini saya belum bisa menghitungnya. Karena durian belum terjual semua,” katanya.

Sementara Kepala Desa Leuwikoja, Dadeng mengatakan, sebagai aparatur pemerintah, Dadeng hanya memberikan dukungan positif dan arahan- arahan saja kepada para petani durian. ” Kami hanya memberikan dukungan positif dan memberikan arahan-arahan agar para petani tetap optimis walaupun panen durian tahun ini kurang baik atau gagal panen. Karena musim panen kali ini berbarengan dengan musim penghujan. Sehingga banyak durian yang busuk,” papar Kades Leuwikoja.

Meski demikian, para petani durian harus tetap bersyukur berapapun pengasilan yang diterimanya dari hasil menjual durian. ” Syukuri saja berapapun rejeki yang di dapat. Mudah- mudahan musim tahun depan bisa lebih baik lagi,” pungkasnya.

Subur.

Berita Terkait