Distributor Nakal Mainkan HET Petani Terpaksa Beli Pupuk Bersubsidi di Warung Warga Dengan Harga Mahal

Cianjur. Mitrapolisitv.com –

Para petani di Cianjur Selatan di buat resah oleh prilaku oknum Distributor/penyalur pupuk bersubsidi. Di duga oknum distributor menjual ke petani dengan harga lebih mahal dari Harga Eceran Teringgi ( HET ) yang telah ditentukan pemerintah.

Padahal swasembada pangan merupakan program unggulan yang dicanangkan Prabowo-Gibran untuk meningkatkan capaian target penghasilan di kalangan masyarakat petani, untuk menunjang suksesnya program ketahanan pangan nasional.

Program andalan yang dirilis pemerintah ini, sangat bertolak belakang dengan fakta yang ada di lapangan. Dimana para oknum distributor sengaja memainkan HET di luar ketentuan harga yang ditetapkan pemerintah.

Halnya terjadi di wilayah Desa Sukapura Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur baru-baru ini. Oknum distributor menjual pupuk bersubsdi dengan harga lebih mahal gari HET. Dan yang paling dirugikan adalah kalangan para petani.

Seperti halnya disampaikan Ketua Aliansi Pemerhati Keuangan Aset Negara dan Kinerja Aparatur Pemerintah (PKAN-KAP), Agus Mubarok. Akibat ulah oknum distributor, banyak para petani yang dirugikan, terutama di wilayah Desa Sukapura.

Agus mengatakan, oknum distributor pupuk bersubsidi memainkan HET yang telah ditetapkan pemerintah sesuai Permentan no 1/2024 perubagan atas Permentan 10/2024. Permentan no. 294/KPTS/SR/320/M/04/2024. Surat Menkeu no. 5-297/MK.02.2024.

” Penaluran pupuk bersubsidi di wilayah Kecamatan Cidaun, khususnya di Desa Sukapura. Distributor langsung menjual ke kelompok tani dengan harga perkilo gramnya,urea Rp. 2850 perkilo gramnya, NPK dijual dengan harga Rp. 2900 perkilonya. Sedangkan HET yang ditetapkan, urea Rp. 2250 perkilo, NPK dijual dengan harga Rp. 2300 perkilonya,” papar Agus. Senin 30/12/2024.

Hal sama pula disampaikan salah seorang petani berinisial RN, kacaunya harga pupuk bersubsidi, diakibatkan ulah para oknum distributor yang menjual pupuk di luar ketentuan HET. ” Saya ini hanya petani kecil yang bisa melawan kebijakan distributor,” keluh RN beberapa hari lalu.

RN mengatakan, pihaknya tidak bisa menebus pupuk subsidi dengan alasan sudah close. Tetapi lebih heran lagi, pihaknya banyak menemukan pupuk subsidi di warung-warung dengan harga Rp. 3600/kg.

” Akhirnya kami terpaksa membeli pupuk di warung-warung dengan harga di luar HET. Padahal jelas di karung pupuk tertulis pupuk subsidi. Saya berharap Aparatur Penegak Hukum ( APH ) segera turun tangan dan menindak tegas oknum didtributor nakal tersebut,” pungkasnya.

Subur.

Berita Terkait