PT EMP Energi Riau menyerahkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kelurahan Kerumutan, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan dan Desa Paya Rumbai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu. Kegiatan rutin perusahaan tersebut diserahkan kepada Puskesmas Kelurahan Kerumutan dan Desa Paya Rumbai, Senin, 9 Desember 2024.
Bantuan yang ditujukan untuk balita yang terdampak gejala stunting dan gizi buruk tersebut berupa susu formula, vitamin, dan telur. Bantuan tersebut langsung diserahkan oleh PR & CSR Officer PT EMP Energi Riau, Sri Hartati dan dihadiri Camat Kerumutan yang diwakili Widodo SP, Lurah Kerumutan Abdul Gani, Yuslianti Am Keb dari Puskesmas Kerumutan serta sejumlah kader posyandu Desa Paya Rumbai.
Area Manager PT EMP Energi Riau, Jony Ridas ketika ditemui di tempat terpisah mengatakan, bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah operasional perusahaan dan untuk menunjang program pemerintah di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu.
Sementara Lurah Kerumutan, Abdul Gani, menyampaikan terima kasih kepada PT EMP Energi Riau dan berharap bantuan yang merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) itu bisa diberikan secara berkelanjutan.
Ungkapan senada juga disampaikan Sekretaris Desa Paya Rumbai, Ricki Anggara, saat ditemui di tempat terpisah. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada PT EMP Energi Riau yang telah mendukung kegiatan posyandu di desanya.
Sebagaimana diketahui, stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita dan mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak sehingga tidak sesuai dengan standar dan dapat berdampak baik jangka pendek maupun panjang. Penyebab utama stunting di antaranya asupan gizi dan nutrisi yang kurang tercukupi dimulai dari dalam kandungan sampai usia dua tahun, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
Selain itu, stunting juga diakibatkan karena buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hamil ibu menyusui dan balita.(Kus).