
Cianjur.mitrapolisitv.com -Akibat bangunan sekolah ambruk rata dengan tanah. Puluhan peserta didik SDN Ciawitali dan SDN Budisetra yang berada di wilayah Kecamatan Agrabinta, terpaksa belajar di bawah tenda darurat yang di bangun disekitar bangunan sekolah yang ambruk.
Kedua sekolah SD yang ambruk ini lokasinya berada di daerah pinggiran di Kabupaten Cianjur. Jarak tempuh dari pusat Ibukota Kabupaten Cianjur menuju ke kedua sekolah tersebut sejauh 158 KM dengan lama perjalanan sekitar 8 atau 9 jam.
Karna akses jalan untuk menuju sekolah itu, sangat ekstrim dan kondisinya sangat memprihatinkan, banyak tanjakan terjal tertutupi ilalang serta tidak ada upaya pemerintah melalukan pengaspalan maupun rabat beton.
Berdasarkan informasi yang dapat dihimpun, para pelajar SD ini jika berangkat sekolah, selain berjalan kaki puluhan kilo meter dan harus neyusuri jalanan lereng gunung yang dikelilingi hutan.
Kondisi kedua bangunan sekolah SD ini, sangat memprihatinkan. Seperti halnya SDN Ciawitali, awalnya memiliki empat ruang kelas, tiga ruang ambruk rata dengan tanah. Sedangkan satu ruangan yang masih berdiri dengan ukuran 4X5 meter, kondisi sudah pada lapuk dan atapnya bolong-bolong, sudah tidak layak huni.
Menurut keterangan dari warga masyarakat sekitar, sejak di bangun pada tahun 1979, sama sekali tidak pernah direnovasi. ” SDN Ciawitali ini, sejak di bangun tahun 1979 belum pernah mendapatan dana bantuan sepeserpun dari pemerintah. Akhirnya ambruk, karna semua material bangunan sudah pada lapuk,” ujar warga yang enggan dicantumkan namanya.
Hal sama terjadi pada SDN Budisetra, meskipun tidak ambruk tapi kondisi bangunannya sangat memprihatinkan. Tiga ruang kelas kondisinya rusak parah. Jika hujan lebat atau hujan deras, kemungkinan SDN Budisetra akan ambruk. Sejak di bangun tahun 1992 sampai saat ini tahun 2024, belum pernah mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.
Bahkan lantai yang awalnya menggunakan kramik, kini berubah menjadi lantai tanah berdebu. Sehingga termarjinalkan dari perhatian pemerintah. Seperti terjadi pada peserta didik dari SDN Ciawitali, murid SDN Budisetra pun terpaksa harus belajar di bawah tenda darurat.
Kepala Sekolah SDN Budisetra dan SDN Ciawitali, Suherman mengakui bahwa kedua sekolah binaannya, kondisi bangunannya sangat memprihatinkan/rusak parah. Belum pernah mendapatkan bantuan keuangan untuk perbaikan atau renovasi sekolah. Dari dulu kedua sekolah ini belum pernah dilakukan perbaikan, baik SDN Ciawitali maupun SDN Budisetra,” jelasnya. Rabu 15/05/2024.
Demi kelancaran proses belajar mengajar, aku Suherman, pihak sekolah dengan para orang siswa sepakat kredit terpal untuk di bangun tenda darurat. ” Alhamdulillah walaupun darurat seperti ini, asal anak-anak bisa belajar,” katanya.
” Daripada anak-anak tidak bisa belajar, kami dan orang tua siswa kredit terpal yang dibayar sebulan sekali. Apalagi sekarang peserta didik kelas enam sedang ujian semester akhir, terpaksa kami bangun tenda sementara,” ujarnya.
lebih lanjut Suherman mengatakan, pihak sudah berkali-kali mengajukan permohonan perbaikan sekolah. Bahkan sampai saat pemerintah maupun Dinas Pendidikan Pemuda da Olahraga ( Disdikpora ).Kami telah mengajukan permohonan ke Disdikpora, namun sampai saat ini belum ada kabar dari pemerintah,” jelasnya.
Sementara guru kelas SDN kedua sekolah, Usman mengatakan, SDN Budisetra memilki 37 anak didik, dan SDN Ciawitali memiliki 27 peserta didik.
” Kalau kedua sekolah ini di tiadakan, kemungkinan besar warga Desa Bojongkaso bisa putus sekolah.
” Keberadaan kedua sekolah ini sangat dibutuhkan sekali oleh warga setempat. Kami tidak mau warga disini buta huruf gara-gara tidak ada sekolah. Dan kami akui, akses untuk kesini jalannya tidak mudah dilalui, karna lokasi sekolahnya berada dipelosok lereng gunung,” pungkasnya.
Subur