Imbalan Bagi Pemimpin yang Adil.Nabi Muhammad SAW menjelaskan konsekuensi menjadi pemimpin yang adil.

Cianjur mitrapolisitv.com Dalam Islam, pemimpin yang adil dianggap sebagai anugerah dan tanggung jawab besar. Pemimpin yang adil diberi penghargaan dan imbalan, baik dalam dunia maupun akhirat, sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.

Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menuturkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, β€œπ΄π‘šπ‘Žπ‘™ π‘˜π‘’π‘π‘Žπ‘–π‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘’β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘ π‘’π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘šπ‘–π‘šπ‘π‘–π‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘Žπ‘‘π‘–π‘™ π‘™π‘’π‘π‘–β„Ž π‘π‘Žπ‘–π‘˜ π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘–π‘π‘Žπ‘‘π‘Žβ„Ž π‘ π‘’π‘™π‘Žπ‘šπ‘Ž 60 π‘‘π‘Žβ„Žπ‘’π‘›.” (HR Thabrani).

Dalam buku Buku Pintar Hadits karya Syamsul Rijal Hamid dijelaskan, hadis di atas diriwayatkan juga oleh Asbahani dari Abu Hurairah dengan redaksi yang berbeda: β€œKeadilan satu hari (yang dilakukan oleh seorang pemimpin) lebih baik dari ibadah selama 60 tahun.”

Mengapa pahala perbuatan adil seorang pemimpin lebih besar dibanding ibadah selama 60 tahun sebab keadilan akan menciptakan ketenangan bagi seluruh lapisan masyarakat yang dipimpinnya. Sebaliknya, ketidakadilan berarti mendzolimi sebagian masyarakat yang dipimpinnya. Selain itu, ketidakadilan juga dapat menyulut fitnah, pertikaian, bahkan menjurus pada perang saudara.

Abi Said Al-Khudri radhiyallahu Anhu juga menyatakan, Muhammad Rasulullah SAW bersabda, β€œπ‘‚π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘Žπ‘™π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘– π΄π‘™π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘˜π‘–π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘Žπ‘› π‘šπ‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Ž π‘˜π‘’π‘‘π‘’π‘‘π‘’π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘›-π‘π‘¦π‘Ž π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘’π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘šπ‘–π‘šπ‘π‘–π‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘Žπ‘‘π‘–π‘™. π‘‚π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘Žπ‘™π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘–π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘– π‘œπ‘™π‘’β„Ž π΄π‘™π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘‘π‘Ž β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘˜π‘–π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘‘ π‘‘π‘Žπ‘› π‘šπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘ π‘‘π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘‘ π‘π‘Žπ‘™π‘–π‘›π‘” π‘—π‘Žπ‘’β„Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–-π‘π‘¦π‘Ž π‘–π‘Žπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘šπ‘–π‘šπ‘π‘–π‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘§π‘Žπ‘™π‘–π‘š.” (HR Tirmidzi).

Pahala pemimpin yang adil kelak ia memperoleh kedudukan yang tinggi di sisi Allah SAW. Selain itu, selama hidupnya di dunia pastilah dihormati, dibanggakan, dan dijadikan panutan oleh yang dipimpinnya.

Sebaliknya, pemimpin yang zalim kelak dimurkai Allah SWT dan mendapatkan siksa yang pedih. Selain itu, selama hidupnya tentu banyak menerima caci maki, sumpah serapah, dan didoakan celaka oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Hadi Saputra

Berita Terkait