Sumatera Utara,Media mitrapolisi tv.com, Selasa 19 Agustus 2025,Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Anti Narkoba Sumatera Utara, menggelar aksi lantang, dengan mengeluarkan pernyataan sikap keras terkait bobroknya pemberantasan narkoba di wilayah hukum Polres Asahan.
Mereka menuding salah satu perwira polisi, IPDA Supangat, S.H, yang menjabat Kanit Satnarkoba Polres Asahan, bukan hanya gagal memberantas narkoba, melainkan justru diduga kuat menjadi “beking” para bandar.
Dalam pernyataan itu, mahasiswa menegaskan bahwa narkoba adalah musuh bersama bangsa. Ironisnya, aparat yang seharusnya menjadi garda terdepan justru dituding ikut bermain. Nama IPDA Supangat, S.H. mendadak jadi trending di Asahan, karena diduga membekingi peredaran narkoba, khususnya jaringan bandar bernama Nunung dan Sondang.
Tak berhenti sampai di situ, IPDA Supangat juga tengah terseret kasus hukum lain: dugaan tindak asusila terhadap seorang tahanan wanita bernama Lisa, istri seorang prajurit Marinir. Saat ini, oknum tersebut dikabarkan sedang menjalani proses etik di Propam Polda Sumut serta proses pidana yang ditangani Direktorat Reskrimum Polda Sumut.
Mahasiswa Tuntut Copot dan Tangkap!
Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Anti Narkoba Sumut menyuarakan empat tuntutan keras kepada Kapolda Sumut:
1. Segera tangkap bandar narkoba Nunung dan Sondang yang disebut menjadi anak main IPDA Supangat.
2. Segera proses hukum tegas IPDA Supangat yang telah dilaporkan ke Propam dan Ditreskrimum Polda Sumut atas dugaan pelecehan tahanan wanita.
3. Copot jabatan IPDA Supangat dari Kanit Satnarkoba Polres Asahan, karena dinilai mencoreng citra institusi Polri dan merusak kepercayaan publik.
4. Usut tuntas harta kekayaan IPDA Supangat yang belakangan viral di media sosial, termasuk rumah mewah yang diduga hasil “setoran” bandar narkoba.
Citra Polri Dipertaruhkan
Menurut para mahasiswa, keberadaan oknum polisi yang justru menjadi pelindung bandar narkoba adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat. Mereka mendesak Kapolda Sumut agar tidak tutup mata. “Kalau Kapolda serius, copot dan penjarakan IPDA Supangat! Jangan biarkan Polres Asahan jadi sarang mafia narkoba,” tegas pernyataan mereka.
Aksi dan pernyataan keras ini menjadi alarm keras bahwa perang melawan narkoba di Asahan sedang “dibajak dari dalam”. Publik kini menanti langkah nyata Kapolda Sumut—apakah berani membersihkan institusi dari oknum yang disebut mahasiswa sebagai “pengkhianat seragam cokelat”.
( Kabiro Sergai- Kelana.JP)
Editor- Redaksi