Cianjur, Media mitrapolisi tv.com, selasa 12 Agustus 2025 – Empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Cianjur terus jadi sorotan karena kinerja jeblok. Alih-alih menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), mereka justru membebani APBD. Padahal, dalam draf KUA-PPAS 2026, Pemda hanya mengulang strategi normatif *seperti digitalisasi pajak*, tanpa gebrakan nyata untuk membenahi BUMD.
Kinerja Ambruk, Modal Menguap,
Data terbaru mempermalukan:
Perumdam Tirta Mukti,Disuntik modal Rp 6,8 miliar, laba cuma Rp 1,5 miliar—ROI (Return on Investment) rendah!
PT BPR Cianjur Jabar: Kas cuma Rp 1,9 miliar—tidak memenuhi standar likuiditas sehat.
LKM Ahlakul Karimah: Stagnan dengan kas Rp 1 miliar—seolah hanya “hidup segan, mati tak mau”.
PT Cianjur Sugih Mukti: Rugi Rp 3,8 miliar—pertanda *mismanagement* akut.
### **Pemda Dinilai “Alergi Evaluasi”**
Aliansi BEM Cianjur mengecam Pemda yang dianggap abai. **Fauzi Rohmat**, Koordinator Aliansi, menyindir:
*”BUMD bukan ATM Pemda untuk mencairkan modal tanpa audit ketat. Jika tak bisa dikelola, bubarkan atau privatisasi! Jangan jadi beban rakyat.”*
Ia juga menantang Bupati Cianjur untuk bertindak:
*”Digitalisasi pajak itu penting, tapi jangan jadi kedok untuk tutupi kegagalan BUMD. Masyarakat butuh keuntungan nyata, bukan laporan fiktif!”*
### **Pilihan Krusial: Revitalisasi atau Gulung Tikar?**
Masyarakat menunggu keputusan tegas:
– **Revolusi manajemen**: Rekrut profesional, tetapkan target jelas, dan sanksi tegas jika gagal.
– **Stop penyertaan modal** tanpa perbaikan governance.
– **Privatisasi atau merger** jika tidak ada harapan perbaikan.
“Kalau terus begini, lebih baik dijual saja. Jangan jadi penyakit kronis APBD!”** tegas Fauzi.
Kini, bola ada di tangan Pemda. Akankah BUMD Cianjur bangkit, atau justru jadi *bangkai* keuangan daerah?
( Dhani – Redpel)
Editor- John Firman.