
Cianjur.mitrapolisitv.com Pendidikan Anak Dini Usia ( PADU ) merupakan lembaga pendidikan paling dasar sebelum memasuki jenjang pendidikan formal, yakni Sekolah Dasar ( SD ). Seiring berjalannya waktu, sekolah sejenis TK ini ketap brrmunculan di kampung kampung, bak jamur tumbuh di musim penghujan.
Dari tahun ke tahun, PADU mengalami kemajuan sangat signifikan dan sangat diminati ibu ibu yang memiliki anak balita. Waktupun terus berjalan, perkembangan PADU pun mendapat sororan positif dari berbagai kalangan, terutama dari para penggiat pendidikan.
Demikian disampaikan Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini ( Himpaudi ) Kecamatan Cianjur Kota, Hj. Leni Mulyani ysng juga Kepala PAUD Athohiriyyah yang berada di Kp. Pataruman, Kelurahan Sayang, Kecamatan/Kabupaten Cianjur. Kamis 25/01/2024.
Pada gelaran kegiatan Gebyar Himpaudi Wilayah III se Kecamatan Cianjur ini, kata Ketua Himpaudi, seluruh PAUD yang ada di wilayah III ini hadir memeriahkan suasana kegiatan.
Dulu kata Hj Leni, atau sekitaran tahun 2003, pendidikan PADU berdiri dimana saja. Seperti di halaman mesjid, halaman kantor desa dan di tempat tempat lainnya tang di anggap strategis. Dan para pengajarnyapun hanya para ibu yang nota pendidikannya apa saja, bisa menjadi guru PADU. ” Ada guru yang betijasah SD sekalipun bisa mengajar pada saat itu. Dan minimal di setiap desa ada satu PADU,” katanta.
” Perlu di ketahui, pada awal awal berdirinya PADU, semua pendidik atau para kader/tutor PADU dengan latar pendidikan yang berbeda beda, ada yang SD, SMP dan ada yang berijasah SMA bisa menjadi guru di sekolah PADU ini. Meskipun tidak gi gaji, tapi semangat mengajar para ibu ibu itu patut kita hargai. Tujuan mereka (ibu ibu-red ) hanya satu, yaitu Mencerdaskan Anak Bangsa,” papar Leni.
Kegigihan para pencetus pendidikan non formal setingkat TK ini kata Leni, akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah mulai melirik keberadaan PADU sangat penting bagi perkembangan pendidikan secara nasional. ” Kita harus bangga dong. Karna perjuangan ibu ibu veteran pendidikan ini menjadi bukti bagi kita semua, betapa pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Kata Leni, perhatian pemerintahpun di buktikan dengan merubah nama PADU menjadi Pendidikan Anak Usua Dini ( PAUD ). Kini PAUD diberikan kesempatan masuk Dapodik dan mendapat Bantuan Operadional Pendidikan ( BOP ). ” Tapi madih ada PAUD yang tudak mau bergabung atsu PAUD Mandiri yang dibiayai oleh pemilik PAUD itu sendiri. Tujuannya sama ingin mencerdaskan anak bangsa,” terangnya.
Hj. Leni juga menyatakan, kini lembaga pebdidikan non formal seperti PAUD terus berkembang pesat. Karna adanya perhatian dari pemerintah. Demikian pula dengan tuntutan pendidikan yang semakin berkembang dan beragam, jenjang para pendidik pun mulai di sesuaikan desuai kebutuhan saat ini.
” Minimal sumber daya manusia ( SDM ) para pengajar di PAUD harus berijasah paling bawah setingkat SLTA. Ya kalau maju harus sepert itu ” tegasnya
Di jelaskannya, sistem pengajaranpun mengalami perubahan pesat dan hampir mengarah kepada sistem pembelajaran modern. ” Tetapi kita masih merasa prihatin melihat para pendidik PAUD yang cenderung terlupakan dari perhatian pemerintah. Mereka ( guru PAUD – red ) tidak diberi kesempatan untuk ikut PPG, tidak mendapatkan sertifikasi guru dan tidak diberi kesempatan seleksi guru PPPK,” urainya.
Leni juga menekankan seiring dengan tuntutan kebutuhan dan tuntutan administrasi yang semakin banyak, dan masa depan para pendidik PAUD belum jelas. Akhirnya jadi guru PAUD hanya di jadikan batu loncatan belaka.
Bahkan banyak yang pindah ngajar dan pindah pekerjaan. Ada yang mejadi guru TK SD dan bahkan ada yang menjadi buruh di pabrik pabrik dengan harapan akan mendapat penghasilan lebih besar ketimbang jadi guru PAUD. “Saya atas nama Himpaudi Kecamatan Cianjur, sangat mengharapkan perhatian penerintah dan adanya penyesuaian kesejahteraan para guru PAUD seperti yang diterima para guru TK,” pungkasnya
Subur